![]() |
~Sahabat, maafkan aku jika memang telah kutanamkan benih cinta
dalam hatimu~
Aku
pernah melihatmu memandangku dengan sorot yang berbeda, dengan tatapan yang
membuatku bimbang.
Mungkinkah
telah hadir rasa lain yang membuatmu menatapku sedemikian rupa?
Tapi sayang,
hatiku terlalu ragu untuk menangkap arti tatapanmu.
Mengartikannya
dalam makna yang jauh lebih sederhana.
Mulanya
aku tak pernah menyadari arti tatapan itu.
Mungkin
memang aku yang tak pernah peka terhadapmu, maafkan aku.
Namun,
setelah sekian lama sepertinya saraf ke-peka-anku mulai kembali bekerja
sebagaimana mestinya.
Mencoba
mengenali dan mepelajari, adakah makna lain dari persahabatan ini.
Adakah
rasa lain dalam persahabatan ini.
Semakin
hari, hatiku seperti berbisik lirih “dia menyimpan rasa padamu”
Namun
lagi-lagi pikirku memaksa ragaku tuk mengabaikanmu.
Aku
mengaku temanmu, namun aku justru menyakitimu.
Aku
masih mengingatnya, tepat satu tahun kau mengaku cinta padaku.
Mengatakan
bahwa kau akan menungguku meskipun hatiku tak pernah berpihak padamu.
Seakan
kau berharap pada kejaiban Tuhan atas datangnya cinta karena campur tangan-Nya.
Namun
sekali lagi maafkan aku sahabat, bukannya aku ingin mendahului kuasa Tuhan
Aku
tak ingin membuatmu terombang-ambing.
Biarlah
persahabatan ini tetap menjadi persahabatan yang abadi, tanpa ada campur tangan
cinta di dalamnya
3 komentar:
aamiin :)
:)
Posting Komentar