Pages

Subscribe:

Senin, 26 Januari 2015

Berteman Bayang




Masih kutangkap dengan nyata bayangmu
Tersimpan, tersemat rapi dalam ingatku
Menjaganya, agar tak lekas berlalu
Namun hanya bayang
Hanya fatamorgana yang tak kunjung menjadi nyata
Khayal rasa yang menari-nari
Mencipta bayang kasat mata
Seakan selalu ada di sini
Di samping diri ini
Berkelebat dalam setiap jarak pandang
Memaksa selalu menagkap bayangmu
Dalam gelap kucoba tuk mencarimu
Namun semua hitam, gelap tak terbaca
Hitam, menyamarkan adamu
Bahkan bayangmupun tak terlintas lagi
Terang, segeralah datang
Agar kudapat menari bayangnya
Meski hanya bayang
Yang setia menjadi teman dalam sepi

Ketika nyata jauh dariku

Rabu, 21 Januari 2015

Ketika…




Ketika awan berarak menjauh
Meninggalkan langit tuk kembali terang
Menjadikan putih kembali biru
Ketika
Ketika ragu menjadi yakin
Tak ada yang mampu merubah
Namun
Ketika sunyi menghampiri
Burungpun terlihat enggan berkicau
Tatkala mentari pagi mengiringi datangnya pagi
Seakan membawa cerita sendu
Merubah ceria menjadi kalbu
Putih menjadi abu-abu
Dan ketika…
Yakin mulai pudar
Rasa mulai terhianati
Sadar mulai menemani
Ternyata
Semua itu hanya semu belaka
Tak ada nyata di sana
Hanya jejak yang telah usang
Dan tak pernah tahu akan kebenaran

Semua tentang Ketika..

Senin, 19 Januari 2015

Terjebak Persahabatan




~Sahabat, maafkan aku jika memang telah kutanamkan benih cinta dalam hatimu~
Aku pernah melihatmu memandangku dengan sorot yang berbeda, dengan tatapan yang membuatku bimbang.
Mungkinkah telah hadir rasa lain yang membuatmu menatapku sedemikian rupa?
Tapi sayang, hatiku terlalu ragu untuk menangkap arti tatapanmu.
Mengartikannya dalam makna yang jauh lebih sederhana.
Mulanya aku tak pernah menyadari arti tatapan itu.
Mungkin memang aku yang tak pernah peka terhadapmu, maafkan aku.
Namun, setelah sekian lama sepertinya saraf ke-peka-anku mulai kembali bekerja sebagaimana mestinya.
Mencoba mengenali dan mepelajari, adakah makna lain dari persahabatan ini.
Adakah rasa lain dalam persahabatan ini.
Semakin hari, hatiku seperti berbisik lirih “dia menyimpan rasa padamu”
Namun lagi-lagi pikirku memaksa ragaku tuk mengabaikanmu.
Aku mengaku temanmu, namun aku justru menyakitimu.
Aku masih mengingatnya, tepat satu tahun kau mengaku cinta padaku.
Mengatakan bahwa kau akan menungguku meskipun hatiku tak pernah berpihak padamu.
Seakan kau berharap pada kejaiban Tuhan atas datangnya cinta karena campur tangan-Nya.
Namun sekali lagi maafkan aku sahabat, bukannya aku ingin mendahului kuasa Tuhan
Aku tak ingin membuatmu terombang-ambing.

Biarlah persahabatan ini tetap menjadi persahabatan yang abadi, tanpa ada campur tangan cinta di dalamnya

Senin, 12 Januari 2015

Harusnya





Harusnya

Detik itu ku telah mampu berdiri tanpamu
Melangkah ringan tanpa bayangmu
Menyanyi riang tanpa terjerat kisahku denganmu
Harusnya
Aku tahu, tak selamanya kita bersamanya
Tak selamanya kau akan memiliki rasa yang sama
Tak semestinya aku menggantungkan rasa
Seakan kau akan di sampingku selamanya
Harusnya
Telah kubulatkan tekad tuk menjauh darimu
Belajar melupakan rasa sakit yang tercipta karena ucapanmu
Meninggalkan segala luka, dan belajar membuka lembar baru

Harusnya
Namun semuanya hanya semu belaka
Aku tak mampu melangkah tanpamu
Tak mampu melangkah ringan, karena bayangmu selalu menyertaiku
Tak mampu bersenandung riang karena nyatanya kisah kita masih terus berlaku
Harusnya

Lelah




Lelah
Saat kata lelah mulai meronta dalam lubuk hati
Tangan ini seakan tak sanggup lagi menahanmu
Kaki ini tak sanggup lagi mengejarmu
Mata ini tak sanggup lagi memandangmu
Mulut ini tak mampu bergerak untuk mengucap namamu
Lelah
Saat lelah mulai meruntuhkan benteng pertahananku
Seakan kau hanya angan yang tak pernah sampai ku raih
Melambai menjauh dariku
Seakan senandung duka berkumandang saat lambaian itu semakin mengecil
Lelah
Saat lelah mulai membuatku tak berdaya
Apakah hati ini masih sanggup mengharapmu?
Apakah hati ini harus terus tesayat karena harapku yang tak kunjung menemui ujung?
Lelah, saat kata lelah terucp dari bibirku
Ijinkan aku melupakanmu, dengan segudang kenangan manis dalam benakku
Mengikis titik demi titik yang merangkai garis merahku denganmu
Lelah…