Pages

Subscribe:

Senin, 16 Februari 2015

Harapan




Angin berharap selalu bertiup
Awan berharap berarak tenang
Bintang berharap selalu terang
Pohon berharap selalu menjulang
Batu berharap selalu kokoh tak terkisis
Langit berharap cerah tak tertutup
Harapan yang tak tersentuh
Harapan yang tak terucap
Bersembunyi malu-malu dalam kalbu
Dan satu harapku, bahagia selalu menyertaimu

Rindu




Sebait doa terucap
Tatkala kata rindu mengampiriku
Mneyeretku semakin dalam
Pada pusaran yang tak menentu
Sampai ku tak mampu menghalau rasa itu
Menyerah, dan membiarkannya bertahan dalam diriku
Membuatnya mengibarkan bendera kemenangan
Kemenangan atas rindu yang menderu

Senin, 02 Februari 2015

Sebelas




Halo sebelas
Bahkan aku belum sempat mengucap salam padamu
Seakan kau datang perlahan dan mencoba bersembunyi dariku
Mengelabuiku dengan rendahnya suaramu
Membuatku terlena dan melupakanmu
Maafkan aku
Karena sempat tak mengingatmu
Membuatmu berlalu
Tanpa sempat mengingatmu
Namun, sepertinya kau tak rela begitu saja
Tepat lima belas menit sebelum kau menghilang
Kau hembus aura sampai aku mengingatmu
Menghadirkanmu dalam ingatku
Membuatku menyadari akan satu hal
Kamis, sebelas April lalu

Ayah




Ayah
Satu kata berdiam berjuta cerita
Sayang yang tak ternilai
Kasih yang tercurah
Cinta yang terpendam
Terpatri dalam raut senjamu
Menciptakan kerut-kerut di dahimu
Meninggalkan jejak lelah di wajahmu
Bahkan kau tak menyadarinya
Bagaimana aku tak mengetahuinya?
Ketika kau menyayangiku lebih dari dirimu
Bagaimana aku membalas setiap cinta tulusmu?
Bagaimana aku mampu menyayangimu
Jika setiap waktu, diri ini masih setia membuatmu kecewa
Membuatmu khawatir dengan setiap tingkahku
Mengikis sedikit demi sedikit bahagiamu?
Ayah
Aku hanya ingin mengukir senyum si wajahmu
Bukan mata sedih ketika menatapku
Ayah
Maafkan aku yang sekarang masih belum mampu
Menciptakan bahagia dalam duniamu
Ayah
Aku menyayangimu dengan seluruh hati dan pikirku

#Untukmu ayahku :)

Senin, 26 Januari 2015

Berteman Bayang




Masih kutangkap dengan nyata bayangmu
Tersimpan, tersemat rapi dalam ingatku
Menjaganya, agar tak lekas berlalu
Namun hanya bayang
Hanya fatamorgana yang tak kunjung menjadi nyata
Khayal rasa yang menari-nari
Mencipta bayang kasat mata
Seakan selalu ada di sini
Di samping diri ini
Berkelebat dalam setiap jarak pandang
Memaksa selalu menagkap bayangmu
Dalam gelap kucoba tuk mencarimu
Namun semua hitam, gelap tak terbaca
Hitam, menyamarkan adamu
Bahkan bayangmupun tak terlintas lagi
Terang, segeralah datang
Agar kudapat menari bayangnya
Meski hanya bayang
Yang setia menjadi teman dalam sepi

Ketika nyata jauh dariku

Rabu, 21 Januari 2015

Ketika…




Ketika awan berarak menjauh
Meninggalkan langit tuk kembali terang
Menjadikan putih kembali biru
Ketika
Ketika ragu menjadi yakin
Tak ada yang mampu merubah
Namun
Ketika sunyi menghampiri
Burungpun terlihat enggan berkicau
Tatkala mentari pagi mengiringi datangnya pagi
Seakan membawa cerita sendu
Merubah ceria menjadi kalbu
Putih menjadi abu-abu
Dan ketika…
Yakin mulai pudar
Rasa mulai terhianati
Sadar mulai menemani
Ternyata
Semua itu hanya semu belaka
Tak ada nyata di sana
Hanya jejak yang telah usang
Dan tak pernah tahu akan kebenaran

Semua tentang Ketika..

Senin, 19 Januari 2015

Terjebak Persahabatan




~Sahabat, maafkan aku jika memang telah kutanamkan benih cinta dalam hatimu~
Aku pernah melihatmu memandangku dengan sorot yang berbeda, dengan tatapan yang membuatku bimbang.
Mungkinkah telah hadir rasa lain yang membuatmu menatapku sedemikian rupa?
Tapi sayang, hatiku terlalu ragu untuk menangkap arti tatapanmu.
Mengartikannya dalam makna yang jauh lebih sederhana.
Mulanya aku tak pernah menyadari arti tatapan itu.
Mungkin memang aku yang tak pernah peka terhadapmu, maafkan aku.
Namun, setelah sekian lama sepertinya saraf ke-peka-anku mulai kembali bekerja sebagaimana mestinya.
Mencoba mengenali dan mepelajari, adakah makna lain dari persahabatan ini.
Adakah rasa lain dalam persahabatan ini.
Semakin hari, hatiku seperti berbisik lirih “dia menyimpan rasa padamu”
Namun lagi-lagi pikirku memaksa ragaku tuk mengabaikanmu.
Aku mengaku temanmu, namun aku justru menyakitimu.
Aku masih mengingatnya, tepat satu tahun kau mengaku cinta padaku.
Mengatakan bahwa kau akan menungguku meskipun hatiku tak pernah berpihak padamu.
Seakan kau berharap pada kejaiban Tuhan atas datangnya cinta karena campur tangan-Nya.
Namun sekali lagi maafkan aku sahabat, bukannya aku ingin mendahului kuasa Tuhan
Aku tak ingin membuatmu terombang-ambing.

Biarlah persahabatan ini tetap menjadi persahabatan yang abadi, tanpa ada campur tangan cinta di dalamnya